JOHAN
“Bu besanan yuk!” pinta
seorang ibu pada ibuku
“Hayyu.” Jawab ibuku
segera
Aku hanya menjawab
dengan senyum termanisku jika mendengar atau diceritakan percakapan singkat
ibuku itu. Aku sendiri tidak pernah ada masalah dengan kata ‘Perjodohan’. Asal,
aku dan ‘dia’ sama-sama bersedia. Tapi karna anak laki-laki dari ibu yang
mengajak ibuku besanan adalah temanku sendiri. Jadi aku atau dia, hanya tertawa
geli kala membicarakan hal tersebut.
***
“Assalamu’alaikum”
ucapku sambil membuka pintu rumah. “Wa’alaikum salam” terdengar suara ramai
orang menjawab salamku dari balik pintu. Dan begitu pintu rumah ku buka, betapa
terkejutnya diriku melihat orang tua serta beberapa sanak keluargaku duduk
melingkar diruang tamu bersama dua orang yang wajahnya begitu asing bagiku.
“Ini dia Aya sudah
pulang” sambut ibuku. “sudah lihat Joe?” Tanya seorang wanita paruh baya yang
justru menambah keterkejutanku. “Hah!?” responku, masih dengan ekspresi wajah
bengong. Mereka tertawa kecil melihat wajahku. Dan sebelum aku melakukan
tingkah konyol lain yang membuat mereka lebih keras menertawakan, aku bergegas
pergi hanya setelah aku selesai mencium tangan semua orang diruangan itu. Dan aku
memilih pergi kerumah Om ku yang berada tepat disebelah rumah orang tuaku.
Namun kemudian..,
“Joe, tuh calon loe” tegur
seorang pria pada pria disebelahnya yang membelakangi pintu yang ku buka.
“siapa lagi mereka?” ucapku dalam hati. Tak lama, pria yang membelakangiku
membalik badannya.
….Asing, wajah itu
belum pernah ku lihat sebelumnya. Dia menatapku dengan tatapan berbeda. Lalu
dia menyamai posisiku yang masih berdiri mematung memegangi daun pintu, Mencoba
menghentikan keterkejutanku dengan mengajakku bicara diteras rumah Om ku itu, dengan
meninggalkan pria yang lebih dulu memberitahu kehadiranku padanya tadi.
“Aku Johan” katanya
sambil mengulurkan tangan setelah kami terduduk didepan teras. Sambil menyambut
jabat tangannya aku hendak menyebutkan namaku, “ak.…u”
“Kamu Aya kan?” sekali
lagi pria ini membuatku terkejut dengan menyebutkan tepat siapa namaku.
“iy….iyah” jawabku dengan sedikit terbata.
Kami terdiam cukup lama
setelah itu, sampai dua orang asing yang
berada didalam ruang tamu rumahku keluar dan berpamitan pada keluargaku. Kami
berdua tersigap! Kembali berdiri.
Dan terkahir, Joe hanya
memberiku senyum penuh arti sambil mengimbangi langkah wanita paruh baya yang
membuatku terkejut dengan pertanyaannya diawal pertemuan malam itu. Setelah Joe,
dengan yang mungkin adalah orang tuanya pergi, orang tua serta keluargaku yang
lain hanya senyum-senyum melihat kearahku tanpa menjelaskan apa yang sebenarnya
sedang terjadi.
Keesokan paginya,
dengan perasaan riang-gembira ku ceritakan semua yang ku alami semalam pada
teman-temanku disekolah. Dan mereka mengambil kesimpulan bahwa ‘aku dilamar’.
“Masa sih?!, coba cubit
gue” pintaku pada salah satu teman guna meyakinkan kalau semua ini bukanlah
mimpi. “kok ga sakit?” kataku yang tak merasakan cubitan dari temanku itu. Lalu
ku cubit-cubit sendiri lenganku sambil berharap merasakan sakitnya. Namun sia-sia!
Sungguh mimpi yang
sempurna.
Kenapa? ….Karna diakhir mimpi itu aku sadar jika aku
sedang bermimpi dan enggan mengakuinya.
Johan, nama seorang
pria yang belum pernah ku temui didunia nyataku. Di alam mimpiku pun, hanya
sekali itu dia hadir. 2008, tahun dimana mimpi itu menjadi bunga tidurku malam
itu. Saat itu aku masih duduk di kelas XI IPA Madrasah Aliyah, dan remaja mana yang
tak senang jika bisa berjodoh dengan pria setampan Johan walau lewat
perjodohan. Saat ini, aku sudah tak bisa sempurna untuk mengingat rupanya. Tapi, ada tanda diwajahnya
yang hingga kini ku ingat dengan baik dimana letaknya dan bentuknya.
Dagu, johan memiliki
tahi talat kecil disebelah kirinya. Dan aku yang tak pernah percaya pada apa
yang dikatakan kebetulan. Karna semua; hal sekecil apapun telah diatur
oleh_NYA.
Aku memiliki tahi lalat
didagu yang sama dengan miliknya. Perbedaannya hanya pada letak, miliku berada disebelah
kanan. Dan malam itu tahi lalat kami terlihat lurus sejajar karna kami sempat
berdiri saling berhadapan.
Dari tahi lalat itu aku
seolah mendapat sebuah “klue” yang memungkinkanku untuk bisa mencarinya atau
bahkan bisa sampai menemukannya didunia nyataku.
Suatu siang….
Masih berstatus pelajar
Madrasah Aliyah tingkatan akhir. Aku dan tiga orang teman sekolah perempuan yang
sekaligus menjadi teman kursus bahasa inggrisku hendak pulang setelah kami
menyelesaikan kursus hari itu. Dan seperti biasa, kami pulang dengan
menggunakan angkutan umum. Setiap perjalanan selalu ada saja pembahasan yang
membuat kami ber-empat paling ramai bercerita. Disatu pemberhentian, ada
pelajar laki-laki berseragam putih abu-abu manaiki angkot kami. Diawal aku
tidak terlalu memperhatikannya karna aku masih asyik bercerita bersama
teman-temanku. Sampai pada obrolan kami yang membuatnya ikut tersenyum
mendengarnya. Saat itu pula aku mulai melihat kearahnya. Sedikit terdiam, malu,
karna merasa terlalu berisik hingga mengusik.
Aku belum percaya
dengan apa yang ku lihat dipenglihatan pertamaku. Kembali ku arahkan mataku ke
“titik” itu. Dan, “Tahi lalat” itu ada didagunya. Tidak lama setelah aku menyadarinya,
dia memberhentikan angkot dan turun lebih dulu. Dan setelah kembali tersadar,
betapa lebih terkejutnya aku menyadari dia turun ditempat yang tak asing
bagiku. Dia turun ditempat yang sudah tidak jauh lagi dari rumahku, bisa
dikatakan dia adalah tetangga desaku.
Aku tidak mengatakan
apapun pada teman-temanku saat itu.
Jika sudah lama dia tinggal
disana, kemana saja dia selama ini?, dan mengapa pertemuan itu terjadi setelah
mimpiku tentang Joe?
Pertanyaan yang belum
memiliki jawaban inilah yang menjadikan dua orang pria berbeda yang memiliki “tanda”
sama, terkait dalam kehidupanku.
Sejak hari itu sampai
saat ini, setiap aku melewati tempat dimana dia turun dari angkutan umum itu,
aku selalu berusaha memperhatikan sekitar. Namun tak pernah kudapati lagi
sosoknya terlihat disana.
Namun kini aku tidak
lagi menghabiskan waktu dengan hanya berharap bisa bertemu atau bahkan untuk
bisa mengenal Johan atau Pria dengan
“tanda” sama itu dialam bawah sadar atau didunia nyataku. Karna untuk wanita
yang telah berusia 25 tahun, berharap pada pria yang dilihat hanya dalam mimpi
atau pada pria tidak dikenal yang diditemui satu kali, walau mereka terlihat
sama akan terdengar sangat lucu.
Biarlah pertemuan
sekali-sekali ini menjadi pengingat tentang adanya pertemuan sekali seumur
hidup dengan pasangan yang telah dipilihkan_NYA untukku. Karna aku sangat
meyakini bahwa; tidak ada kisah yang terjadi tanpa kehendak_NYA, termasuk
tentang mimpi dan pertemuanku itu.
“Laki-laki yang baik
untuk Perempuan yang baik pula, begitupun sebaliknya”
Apa yang akan kamu
lakukan jika datang padamu seorang laki-laki yang meminta untuk membuka
jilbabmu?
Aku terdiam dengan
wajah merah padam mendengar pernyataan itu. Laki-laki ini hanya teman yang
datang bertamu kerumahku, dan bahkan laki-laki ini bukanlah teman langsungku.
Laki-laki ini hanya satu sekolah dengan sepupuku, dan karna itulah laki-laki
ini mengenalku.
Aku tak dengan sengaja
menariknya kedalam lingkungan terdekatku. Hanya karna dia, laki-laki yang
datang tepat pada waktunya. Diawal kedatangannya kerumah, aku langsung meminta
bantuannya untuk bersedia menjadi peran pembantu dalam sekenario “status
palsu”.
Malam itu aku
mengatakan padanya akan memperkenalkannya pada kakak perempuanku, dan dia
bersedia menunggu sampai kakak perempuanku datang. Tak lama menunggu, ku
kenalkan ia pada kakak perempuanku. Setelah itu misiku berhasil! Kakakku tidak
lagi berusaha mengenalkanku pada teman kerjanya. Karna aku belum bersedia dikenalkan
dengan pria yang usianya jauh diatasku, yang bahkan lebih tua dari kakak
laki-lakiku. Maka caraku menolaknya dengan mengesankan laki-laki ini sebagai
teman terdekatku.
Kisah “status palsu”
malam itu juga ku anggap selesai. Namun tak demikian dengan laki-laki itu. Pada
pertemuan setelah itulah, permintaan yang cukup lancang darinya terucap.
Ku jadikan permintaan
itu sebagai teguran dari_NYA. Dengan sadar sepenuhnya, aku menolaknya! Dan
ternyata, penolakanku itulah yang secara otomatis menjauhkannya dariku. Membuat
ku tersadar akan sesuatu yang selama ini ku yakini benar; Tidak mudah menjaga sesuatu yang
diwajibkan, selama masih mendekatkan diri pada sesuatu yang dilarang. Pacaran.
Yah, hubungan yang memungkinkan kearah sana jika diteruskan.
Tulang rusuk ini pasti akan dikembalikan pada pemiliknya
suatu saat nanti.
Kapan? Entahlah! Hanya DIA yang tahu pasti. Tugasku hanya
terus berupaya menjaga hati guna memperpantas diri.
Karna JOHAN, Jodoh
ditangan Tuhan